Kamis, 28 November 2013

Makalah Sekolah Gratis


PENDAHULUAN
A.                  LATAR BELAKANG

Menengok beberapa tahun kebelakang, wajah dunia pendidikan boleh dikatakan cukup terpuruk.anggaran dana yang katanya sampai 20%, jelas-jelas tak terlalu dirasakan secara merata oleh para pelajar. Terlebih lagi mereka yang memiliki semangat tinggi untuk bersekolah tapi terben tur masalah biaya yang mahal.Berbagai opini pun bermunculan sebagai reaksi dari ketidaksesuaian penerapan program tersebut. Dan kebanyakan memberikan statement buruk berupa sindiran, “kemana anggaran yang 20% itu?”.
Tapi akhirnya keresahan itu terjawab. Semua sekolah mulai dari SD, SMP sampai SMA/SMK yang tercakup dalam program wajib belajar 12 tahun benar-benar digratiskan secara total.
Sekolah gratis adalah sebuah program pemerintah yang diupayakan untuk menyelesaikan masalah pemerataan akses pendidikan. Kebijakan ini juga merupakan upaya merealisasikan anggaran pendidikan 20% dari APBN. Kebijakan sekolah gratis ini diharapkan akan mampu menyelesaikan masalah mahalnya biaya pendidikan yang banyak dikeluhkan masyarakat terutama dari golongan menengah ke bawah. Biaya operasional penyelenggaraan pendidikan yang selama ini ditanggung oleh sekolah dari beberapa sumbangan pendidikan (pungutan liar) dari masyarakat, ini diganti dengan dana BOS.
Kemunculan sekolah gratis ini ternyata bukan menyelesaikan masalah, namun justru memunculkan masalah yang lebih serius. Sekolah gratis mengancam eksistensi sekolah swasta yang berbiaya mahal karena harus menanggung biaya sendiri. Kehadiran sekolah gratis dimungkinkan dapat merugikan sekolah swasta karena masyarakat lebih tertarik menyekolahkan anaknya di sekolah negeri yang gratis. Masalah kedua yaitu menyangkut masalah kualitas. Kualitas sekolah gratis sering dipertanyakan masyarakat. Minimnya dana yang disediakan pemerintah menjadi alasan bahwa sekolah tidak mungkin menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dengan biaya yang minim.
   
B.                  RUMUSAN MASALAH
1.       Apakah kebijakan sekolah gratis memberikan dampak positif dan negative bagi tercapainya cita-cita nasional ditinjau dari landasan social budaya?
2.       Apakah pengaruh kebijakan sekolah gratis terhadap kualitas / mutu pendidikan dan gurunya ditinjau dari landasan social budaya?

C.                  TUJUAN
1.       Mengetahui kebijakan sekolah gratis memberikan dampak positif dan negative bagi tercapainya cita-cita nasional ditinjau dari landasan social budaya.
2.       Mengetahui pengaruh kebijakan sekoilah gratis terhadap kualitas / mutu pendidikan dan gurunya ditinjau dari landasan social budaya



PEMBAHASAN

                Masalah yang berkaitan dengan adanya sekolah gratis ada pengaruhnya pada beberapa landasan pendidikan. Landasan pendidikan yang akan saya bahas disini lebih cenderung pada landasan social budaya.
Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari.Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas dari unsur sosial budaya.Social mengacu kepada hubungan antarindividu, antarmasyarakat, dan individu dengan masyarakat.Aspek sosial ini merupakan aspek individu secara alami, artinya aspek itu telah ada sejak manusia dilahirkan. Budaya mengacu tentang apa yang dikerjakan dan cara mengerjakannya serta bentuk yang diinginkan. Sama halnya dengan aspek sosial, aspek budaya sangat berperan dalam proses pendidikan. Malah dapat dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak dimasuki unsur budaya.Materi yang dipelajari, kegiatan-kegiatan serta bentuk-bentuk pendidikan merupakan unsur budaya pendidikan.
Latar belakang social budaya pendidikan:
a.       Manusia adal;ah makhluk social
b.      Pendidikan adalah usaha sadar dan sengaja untuk membantu perkembangan potensi
c.       Perubahan social akibat kemajuan teknologi yang menimbulkan efek disintegrasi pada semua bidang termasuk pendidikan.
Pendidikan sendiri bisa dimaknai sebagai proses interaksi antara dua individu, dua generasi atau lebih yang saling belajar sehingga memungkinkan perkembangan peradaban dimasyarakat.
Sosiologi Pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hubungan dan interaksi manusia, baik individu atau kelompok dengan persekolahan sehingga terjalin kerjasama yang sinerja dan berkesinambungan antara manusia dan pendidikan
Kebudayaan adalah cara hidup yang telah dikembangkan oleh anggota masyarakat. Mencakup semua cara hidup ditambah dengan kehidupan yang diciptakan oleh manusia itu sendiri sebagai warga masyarakat  (Made Pidarta, 1997 : 157).
Hubungan antara social budaya dengan pendidikan:
a.       Mewujudkan masyarakat yang cerdas
b.      Transmisi budaya ( reproduksi yang menempatkan sekolah sebagai pusat penelitian dan pengembangan umum ).
c.       Pengendalian social
d.      Meningkatkan iman dan  takwa
e.      Analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat.

                Hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dapat dianalogikan sebagai selembar kain batik.Dalam hal ini motif-motif atau pola-pola gambarnya adalah lembaga pendidikan dan kain latarnya adalah masyarakat.Antara lembaga pendidikan dengan masyarakat terjadi hubungan timbal balik simbiosis mutualisme. Pendidikan atau sekolah memberi manfaat untuk meningkatkan peranan mereka sebagai warga masyrakat (kompasiana.com:2011)
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
                Factor-faktor internal perubahan:
a.       Adanya ketidakpuasan Antara system nilai yang berlaku.
b.      Adanya individu yang menyimpang dariu sisitem nilai yang berlaku.
c.       Adanya penemuan baru yangf diterima masyarakat.
d.      Adanya perubahan jumlah dan kondisi penduiduk.
Factor-faktor eksternal perubahan:
a.       Bencana alam
b.      Perperangan
c.       Kontak dengan masyarakat lain

A.               Kebijakan Sekolah Gratis Memberikan Dampak Positif Dan Negative Bagi Tercapainya Cita-cita        Nasional.
Kebijakan yang baru-baru ini telah ditretapkan oleh pemerintah pusat, mengenai pembebasan biaya sekolah di tingkat SD, SMP dan SMA/SMK  baik negeri maupun swasta. Hal tersebut bertujuan untuk mewujudkan program kerja pemerintah.Selain dari itu juga dalam meningkatkan SDM yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam kancah nasional maupun internasional.Dalam rangka menetapkan kebijakan tersebut pemerintah tidak asal-asalan dalam menetapkan kebijakan tersebut. Pastinya pemerintah mengambil keputusan tersebut dengan penuh pertimbangan dan pemikiran yang cukup matang demi mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia yaitu yang tercantum dalam UUD 1945 yang berbunyi “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum, mencwerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia”. Cita-cita tersebut dapat tercapai apabila pemerintah dan seluruh masyarakat mampu bekerjasama demi mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia.
Kebijakan sekoilah gratis merupakan sebuah kejadian besar yang perlu kita kaji dan fikirkan bersama.Dimana kejadian tersebut dapat mempengaruhi maju mundurnya sutu Negara, karena program sekolah gratis tersebut dapat melahirkan generasi penerus yang berkualitas maupun yang tidak.Dibalik semua itu tergantung para pengolah (pendidik) dalam mengelolahnya dengan baik agar menghasilkan SDM yang berkualitas, bukan yang sebaliknya.
Kebijakan sekiolah gratis sekolah gratis mampu memberikan dampak yang positif demi tercapainya cita-cita nasional. Adapun dampak yang mampu ditimbulkan dari sekolah gratis, diantaranya:
a.       Mampu memberikan peluang dan kesempatan bagi anak-anak yang kurang mampu untuk dapat mengenyam pendidikan yang selama ini hanya ada dalam bayangan dan angan-angan mereka saja.
b.      Mampu meningkatkan mutu pendidikan kedepannya.
c.       Mampu mengurangi tingkat kebodohan, pengangguran dan kemiskinan.
d.      Mampu menghasilkan SDM yang berkualitas.
e.      Mampu mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia yaitu ikut mencerdaskan anak bangsa.
Kebijakan sekolah gratis selain memberikan manfaat, juga dapat memberikan dapat negative diantaranya:
a.       Dengan program sekolah gratis rakyat yang masih awam akan berfikiran bahwa mereka hanya cukup dengan menyekolahkan anak-anak mereka sampai tingkat SD, SMP atau SMA/SMK.
b.      Biaya yang digratiskan hanyalah biaya administrasinya saja, sehingga menimbulkan peluang untuk terjadinya peyalahgunaan dari pihak-pihak sekolah yang tidak bertanggung jawab, misalnya mau tidak mau siswa dipaksa untuk membeli buku-buku pelajaran, LKS, dan Bimbel yang akhirnya tidak gratis juga.
c.       Menimbulkan sebagian Peserta didik berlaku seenaknya dalam hal belajar ataupun pembiayaan.
d.      Apabila sekolah membutuhkan dana untuk keperluan pengadaan peralatan yang mendadak akan keteteran.


  Konsep pendidikan mengangkat derajat manusia sebagai makhluk budaya yaitu makhluk yang diberkati kemampuan untuk menciptakan nilai kebudayaan dan fungsi budaya dan pendidikan adalah kegiatan melontarkan nilai-nilai kebudayaan dari generasi ke generasi. Kebudayaan masyarakat jika dikaitkan dengan pendidikan maka ditemukan sejumlah konsep pendidikansebagai berikut:
1) Keberadaan sekolah tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sekitarnya, keduanya saling menunjang. Sekolah seharusnya menjadi agen pembangunan di masyarakat.
2) Perlu dibentuk badan kerja sama antara sekolah dengan tokoh-tokoh masyarakat, termasuk wakil-wakil orang tua siswa untuk ikut memajukan pendidikan.
3) Proses sosialisasi anak-anak perlu ditingkatkan.

4) Dinamika kelompok dimanfaatkan untuk belajar.
5) Kebudayaan menyangkut seluruh cara hidup dan kehidupan manusia yang diciptakan oleh manusia ikut mempengaruhi pendidikan atau perkembangan anak. Sebaliknya pendidikan juga dapat mengubah kebudayaan.
6) Akibat kebudayaan masa kini, ada kemungkinan pergeseran paradigma pendidikan, yaitu dari sekolah ke masyarakat luas dengan berbagai pengalaman yang luas (Made Pidarta, 1997 : 183).
Untuk meningkatkan mutu sekolah dan meningkatkan output yang lebih baik, harus ada sinergi yang bagus antara kepala sekolah dengan komite sekolah yang diwakili oleh masyarakat. Kepala Sekolah bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan sekolah, baik yag bersifat internal maupun eksternal sekolah, namun satu sisi pula, komite berhak memberikan berbagai pertimbangan atas rancangan yang dibuat oleh kepala sekolah beserta jajarannya. Terjadinya interaksi antara Kepsek dan Komite Sekolah inilah yang dikatakan hubungan social budaya dalam pendidikan. Dengan adanya sinergi yang baik antara Kepsek dan Komite Sekolah, maka akan dapat menghasilkan sebuah program sekolah yang  baik.
Empat peran komite sekolah, yaitu:
a.       Sebagai lembaga pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.
b.      Sebagai lembaga pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga dalam menyelenggarakan pendidikan di satuan pendidikan.
c.       Sebagai lembaga pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
d.      Sebagai lembaga mediator (mediator agency) antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan. (Keputusan Mendiknas Nomor 044/U/2002)

  

PENUTUP
A.                  KESIMPULAN

Kebijakan sekolah gratis merupakan sebuah kejadian besar yang perlu kita kaji dan difikirkan bersama.Dimana kejadian tersebut dapat mempengaruhi maju mundurnya suatu Negara, karena program sekolah gratis tersebut dapat melahirkan para generasi penerus bangsa yang berkualitas ataupun tidak. Dibalik semua itu tergantung para pengolah (pendidik) dalam mengelolahnya dengan baik agar menghasilkan SDM yang berkualitas, bukannya SDM yang hanya mampu mencoreng nama baik bangsa saja.


B.                  SARAN

Sebaiknya sekolah gratis di Indonesia benar-benar diperhatikan, mengingat keterbatasan biaya untuk kalangan menengah ke bawah.Jika di Indonesia pendidikan semakin mahal, maka hanya kalangan-kalangan tertentu saja yang dapat mengenyam bangku pendidikan.Dengan demikian pendidikan yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tidak dapat terlaksana dengan maksimal.





DAFTAR RUJUKAN



Supriyanto. 2012. Bahan ajar sosiologi pendidikan. Malang: progran studi PGSD-KSDP-FIP Universitas Negeri Malang




















1 komentar: